Kematian adalah momen yang tepat untuk melihat nilai keberadaan seseorang. Ada yang berkata, kebesaran seseorang terlihat ketika ia mati. Manfaat yang telah ia berikan, makna kehadirannya di mata orang lain. Kematian adalah bab kesimpulan dari buku kehidupan seseorang.

Seseorang bisa sukses dalam hidupnya, memiliki banyak relasi dan lainnya. Namun sangat kesepian di momen kematiannya. Aah .. ternyata ikatan yang ia punya dengan orang lain terlalu tipis. Ia ada atau pun tiada, tidak memberi perbedaan. Tragis.

Sebaliknya bisa pula seorang biasa, namun tak terhitung banyaknya yang berduka ketika ia meninggal. Tanpa menjadi orang ‘besar’, dengan sendirinya ia menjadi ‘besar’ karena manfaat yang ia berika untuk orang lain.

Ya itu hanya contoh ekstrim. Tidak selalu seperti itu.

cemetery.jpg

Menarik sekali memperhatikan siapa saja yang hadir di pemakaman seseorang. Atau yang hanya bisa menyampaikan rasa duka dari jauh karena berhalangan. Orang-orang yang biasanya dekat, ternyata belum tentu termasuk di dalamnya. Orang-orang yang lama tidak melakukan kontak sama sekali tanpa diduga hadir. Orang-orang yang mungkin asing. Orang-orang yang di tengah kesibukannya memaksakan hadir. Atau bahkan yang biasanya adalah ‘musuh’.

Waktu berlalu, ingatan akan si mati perlahan memudar. Tersisa di hati orang-orang yang mengasihinya. Mungkin kebesarannya akan terus terasa. Mungkin pada akhirnya hanya tinggal sebatas nama.

Akhir seperti apa yang telah kau rancang?

~ tulisan yang terlambat dibuat 1 tahun dan 1 bulan lebih …